
Bioekonomi merupakan ilmu ekonomi yang pertumbuhannya didorong oleh kegiatan produksi berbasis iptek yang memanfaatkan sumber daya hayati (SDH). Pengembangan Bioekonomi sangat relevan dengan pembangunan pertanian ke depan dalam upaya mewujudkan kemandirian pakan dan optimalisasi pemanfaatan SDH. Secara umum Bioekonomi dalam hal ini diartikan sebagai upaya pemanfaatan biomassa sebagai dasar untuk bahan pakan usaha peternakan.
Pemanfaatan biomassa pertanian dapat digunakan sebagai komponen utama dalam usaha peternakan sebagai bahan baku pakan yang mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Melalui inovasi teknologi dalam pengolahan pakan, hasil riset penggunaan biomassa dari tanaman pangan dan perkebunan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi usaha peternakan. Teknologi yang tersedia saat ini dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan sepanjang tahun. Pemanfaatan biomassa sebagai bahan baku pakan dalam pengembangan Bioekonomi di sektor pertanian diarahkan untuk menghasilkan pakan dengan harga terjangkau yang tersedia sepanjang tahun. Hal ini dilakukan guna peningkatan populasi ternak dengan co-benefit peningkatan produksi tanaman baik tanaman pangan, perkebunan, dlsb. Potensi peningkatan nilai tambah dari pendekatan ini adalah sebesar Rp.5,651 Trilyun dari usaha peternakan sapi potong.
Pengembangan usaha peternakan yang berbasis biomassa sehingga berkemandirian pakan dilakukan dengan pendekatan berbasis kawasan yang terintegrasi secara holistik. Kawasan ini melibatkan kelompok petani-peternak dengan teknologi inovatif diaplikasikan seperti inovasi tanaman VUB sebagai sumber pakan, teknologi pemupukan, teknologi pakan dan efisiensi reproduksi, serta pengendalian dan pencegahan penyakit ternak. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang untuk memperoleh keuntungan, memberikan manfaat sosial, ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan dalam pemanfaatan biomassa sebagai wujud dalam menerapkan bioekonomi di sektor pertanian.