Syahrul Genjot Ekspor, Kementan Gelar “Karpet Merah”

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, melepas ekpsor perdana produk olahan unggas PT Raja Jeva Nisi – RJN, di Karawang, Jawa Barat, Jumat, 27 Agustus 2021.

ISPINews, Karawang. Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian – “GRATIEKS” yang dicanangkan Kementerian Pertanian sejak tahun 2018, berdampak pada pertumbuhan ekspor rata-rata 37 persen  setiap tahunnya. Dan di tahun 2024 nanti,  target pertumbuhan nilai ekspor produk olahan komoditas peternakan naik tiga kali lipat. GRATIKES selain mendatangkan devisa bagi negara juga meningkatkan pendapatan bagi industri peternakan unggas di dalam negeri.

Data Badan Pusat Statistik – BPS, periode bulan Januari – Juli 2021 menunjukkan ekspor komoditas peternakan periode bulan Januari – Juli tahun 2021, mencapai 192.034 ton dengan nilai USD 807.587.385 atau setara Rp 11,7 triliun. Di periode yang sama tahun 2020, volume ekspor meningkat sebesar 9,72 persen, sedangkan nilai ekspor meningkat sebesar 72,9 persen.

“Saat ini, produk olahan peternakan unggas telah diekspor ke beberapa negara seperti Jepang, Singapura, Timor Leste, Papua New Guinea dan Myanmar. Dan hari ini, kita juga melepas ekspor perdana produk unggas olahan ke Bangladesh. Ini sesuatu, yang tentu saja, membanggakan kita semua, terlebih di tengah situasi pandemic Covid-19 ini,” ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam sambutan di sela-sela pelepasan ekspor perdana produk olahan unggas   PT Raja Jeva Nisi – RJN, di Karawang, Jawa Barat, Jumat, 27 Agustus 2021.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo

Lebih jauh dikatakan Syahrul, pihaknya akan membentangkan ‘karpet merah’ bagi pelaku industri yang berorientasi ekspor.  “Saya berkomitmen dan telah menginstruksikan di jajaran Kementerian Pertanian untuk mempermudah perizinan ekspor dan  memberi fasilitas bagi siapa saja yang melakukan ekspor produk-produk pertanian dan peternakan”, jelas Syahrul. Karena itu, pihaknya selalu mengingatkan agar diperkuat diplomasi dan market intelligent di negara-negara tujuan ekspor, pembukaan akses pasar baru, promosi dan bisnis matching, harmonisasi persyaratan, optimalisasi produksi, serta penjaminan keamanan dan mutu. “Maka saya pun berharap, PT Raja Jeva Nisi dalam waktu yang tidak lama, dapat memperluas pasar ekspor minimal ke negara-negara tetangga seperti Timor Leste, Papua Nugini, Malaysia, Singapura, Myanmar dan negara lainnya,” kata Syahrul Yasin Limpo.

Dirut RJN, Ariefin

Sementara itu, Direktur Utama RJN, Ariefin mengatakan, ekspor perdana produk olahan unggas produksinya, berupa chicken nugget sebanyak 18 ton dan dikirimkan secara bertahap hingga akhir tahun 2021 ke Bangladesh.

“Produk yang diekspor ini menyasar kelas menengah atas masyarakat Bangladesh. Dan kami cukup yakin, produk ini dapat diterima karena produk yang kami hasilkan, disuplai dari bahan baku untuk Rumah Pemotongan Ayam – RPA dan pabrik pengolahan, yang menerapkan good farming practice dan di bawah pengawasan dokter hewan dan sarjana peternakan yang berpengalaman,” imbuh Ariefin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *