Business Matching Pengembangan Sapi Perah oleh Berdikari di Jombang

PT Berdikari dan Baladna berkolaborasi untuk mengembangkan peternakan sapi perah di Kecamatan Wonosalam, Jombang, Jawa Timur, dengan kapasitas 10.000 ekor. Tujuan proyek ini adalah untuk memenuhi kebutuhan susu, yang saat ini sebagian besar diimpor sebanyak 80% setiap tahunnya.

Kendala utama yang dihadapi investor peternakan adalah ketersediaan lahan yang jelas, bersih, dan aman untuk kegiatan usaha. Investor Baladna, yang berencana mengembangkan 10.000 ekor sapi perah, juga mengalami tantangan serupa. Dengan jumlah tersebut, diharapkan dapat menghasilkan susu segar sebanyak 100 juta liter per tahun.

PT Baladna tertarik memasuki bisnis sapi perah di Indonesia mengingat potensi pasar susu yang tinggi di negara ini. Meskipun perusahaan ini sudah sukses dalam bisnis sapi perah di Qatar dan Malaysia, proyek di Indonesia melibatkan joint venture dengan PT Berdikari. Meski penandatanganan kesepakatan telah dilakukan pada tahun 2021, hingga tahun 2023 belum ditemukan lokasi lahan yang sesuai dengan harapan perusahaan.

Sejumlah lokasi di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, hingga Lampung telah diidentifikasi dan disurvei, namun belum memenuhi kriteria yang diinginkan, terutama luas lahan 1000 ha dalam satu hamparan dengan infrastruktur yang memadai. Pemerintah berupaya mendukung investasi dengan melakukan business matching untuk menemukan solusi atas kendala yang dihadapi investor dan pemilik lahan.

Pada tanggal 16 November 2023, mediasi business matching dilakukan dalam pameran investasi di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, Pemda Jombang, DPMPTSP Kabupaten Jombang, Dinas Pariwisata Kabupaten Jombang, dan perwakilan dari PT Baladna dan PT Berdikari.

Dalam pertemuan tersebut, investor menyampaikan keinginan untuk lahan seluas 500 ha dalam satu hamparan dan 500 ha dalam satu kawasan. Pihak Dinas Peternakan Kabupaten Jombang menyampaikan bahwa calon lokasi sesuai dengan permintaan, yaitu 500 ha dalam satu hamparan, namun perlu klarifikasi terkait status lahan tersebut.

Meski demikian, langkah-langkah berikutnya sedang diambil, termasuk kunjungan lapangan PT Berdikari untuk memastikan kejelasan dan kebersihan lahan. Pemerintah berharap bahwa dengan investasi ini, produksi susu segar dalam negeri dapat meningkat, mengurangi ketergantungan pada impor yang saat ini mencapai 80% dari kebutuhan. (is)

*Artikel telah diterbitkan pada Majalah Fokus Hilir (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan), ditulis oleh Idha Susanti, S.Pt, M.M (Analis Kebijakan Ahli Madya, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *