Didiek Purwanto : Tekan Daging Ilegal dengan Pengembangan Ternak di Sumut

Jakarta, ISPINews. Sejak berbadan hukum, Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) telah banyak berkontribusi pada pertumbangan industri peternakan nasional, baik dalam penyusunan kebijakan maupun sebagai mitra pemerintah dalam kerjasama dengan lembaga internasional. Karena itu, ISPI pasca Kongres XII tahun 2018 di Malang, Jawa Timur, telah menyusun rencana strategis dan peta wilayah, yang berpotensi dikembangkan industri peternakan.

“Melihat potensi wilayah Indonesia yang demikian besar dalam pengembangan industri peternakan, maka ISPI telah menjalin kerjasama dengan lembaga Internasional. Diantaranya, Australia yang akan mengembangkan sapi potong dan ternak kerbau”, ujar Ketua Umum ISPI,  Didiek Purwanto, dalam bincang-bincang zoom meeting dengan Pengurus ISPI Sumatera Utara, Rabu, 28 Juli 2021.

Didiek sangat berharap, ISPI Sumut bisa berkontribusi dan menjadi mitra strategis Pemda, dalam menyusun kebijakan di tingkat wilayah. “Selain itu, ISPI Sumut dapat menjadi pendamping dari berbagai program pemerintah di bidang pengembangan industri peternakan di wilayah Sumatera Utara. Sebab, selama ini, kita ketahui banyak program pemerintah untuk mengembangkan peternakan rakyat kurang berjalan lancar, karena tidak ada pendampingan dari tenaga profesional di bidang peternakan,” kata Didiek.

Lebih jauh dikatakan Didiek, ISPI, saat ini sedang mengembangkan program peternakan desa korporasi di wilayah-wilayah yang berpotensi besar dengan pemanfaatan sumber daya alam lokal. ISPI akan membuat peta dan roadmap yang mendorong pengembangan ternak sapi dan kerbau di wilayah perkebunan, bekas tambang, dan atau lahan tidur. “Saat ini program desa korporasi telah berjalan di 9 kabupaten/kota di 5 provinsi. Masing-masing kabupaten tersebut mendapatkan 1.000 ekor sapi. Hal yang sama juga akan kita lakukan pada ternak kerbau. Karena potensinya juga cukup besar, Sumut harusnya bisa melakukan hal tersebut. Saya berharap, ISPI Sumut dapat melakukan kajian-kajiannya, dan kami di pusat, akan siap mendukung”, ujar Didiek.

Tekan Daging Ilegal

Pengembangan ternak kerbau di wilayah Sumatera Utara akan dapat menekan laju impor daging kerbau asal India yang banyak masuk melalui “jalur-jalur tikus”.  Maraknya peredaran daging  kerbau ilegal  tersebut, membuat para peternak rakyat menjerit.

“Maka tidak heran, populasi ternak kerbau kian hari semakin menyusut. Jika ini terus berlanjut, suatu saat kelak, ternak kerbau di Indonesia akan menjadi langka,” terang Didiek.

Didiek menambahkan, saat ini, Australia telah siap menjalin pengembangan ternak kerbau di berbagai wilayah Indonesia. “Saya berharap, Sumut dapat menjalankan program ini dengan konsep desa korporasi, yang juga bisa dipadukan dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Apalagi, Sumut memiliki banyak wilayah perkebunan yang dapat dimanfaatkan lahannya serta limbah perkebunan sebagai sumber pakan,” imbuh Didiek Purwanto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *