Menyadari tuntutan pembangunan di bidang peternakan yang sangat dinamis di era globalisasi serta era industri 4.0, ISPI secara internal terus berupaya membenahi diri untuk menjadi organisasi profesi yang progresif serta sebagai rumah besar para sarjana peternakan maupun para profesi dan penggiat di industri peternakan di seluruh Indonesia. Langkah nyata sebagai pengemban amanah konggres di Malang, PB ISPI telah mengembangkan jaringannya di seluruh provinsi di Indonesia.
“Alhamdulilah hingga hari ini tercatat 38 cabang telah aktif dan tersebar di provinsi paling barat yakni Aceh sampai paling Timur yaitu Papua,” jelas Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI), Didiek Purwanto dalam pembukaan Kongres Luar Biasa dan Konsolidasi Nasional di Sentul, Bogor, Sabtu (29/1).
Dalam acara yang diselenggarakan selama dua hari yakni Jumat-Sabtu (29-30/1) tersebut, panitia penyelanggara mengangkat tema “Menjadikan ISPI Organisasi Profesi yang Mampu Menjawab Tantangan Dunia Peternakan”.
Didiek menjelaskan, sarjana peternakan patut bersyukur dengan perjuangan yang gigih oleh pengurus ISPI periode sebelumnya serta dukungan forum pimpinan Fapet seluruh Indonesia yang akhirnya program keinsinyuran peternakan diakui secara resmi sebagai program yang memberikan gelar insinyur peternakan dan gelar insinyur profesi di bidang peternakan yang telah resmi masuk dalam jajaran Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Insinyur peternakan yang merupakan satu level di atas sarjana peternakan, sejajar dengan profesi lain di bidang peternakan seperti dokter hewan. “Perjuangan ini belum selesai, tentunya penyesuaian secara payung hukum dan regulasi kepegawaian masih terus berproses dengan harapan dalam waktu dekat bisa segera ada penyesuaian dan persamaan perlakukan dan kewenangan bagi para insinyur peternakan bisa dibakukan,” jelasnya.
Masih menurut Didiek, dinamika yang terjadi saat ini menuntut para pengurus juga tanggap serta menyelaraskan diri agar visi dan misi organisasi yang telah di putuskan bisa tercapai dan terlaksana dan berkelanjutan. Salah satu bagian penting yang harus diselaraskan adalah Anggaran Dasar dan Anggaan Rumah Tangga (AD/ART) yang merupakan landasan perjalanan organisasi.
“Kenapa hal ini harus kita selaraskan, karena memang AD/ART yang saat ini ada sudah tidak lagi mampu mengakomodir tuntutan dinamika perkembangan organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka saat ini kita melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) yang merupakan pelaksanaan keputusan Rakernas tahun 2019. Kongres Luar Biasa tersebut sebenarnya direncanakan pada akhir tahun 2020 di Bali dan dilakukan secara langsung, tetapi karena pandemi akhirnya dilakukan secara daring,” ujarnya.
Sementara itu menurut laporan yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PB ISPI, Joko Susilo, selama dua tahun perjalanan kepengurusan yakni sejak tahun 2018 hingga 2020, ISPI telah menyelesaikan masalah legalitas organisasi di Kementerian Hukum dan HAM.
“Masalah legalitas ini sangat penting karena berkaitan dengan hukum negara dan sangat dibutuhkan ketika menjalin kerja sama dengan lembaga lain,” jelasnya.
Joko juga menjelaskan, selama dua tahun kepengurusan ini, untuk anggota yang telah memiliki kartu anggota hingga Desember 2020 mencapai 2.110 orang. Dari daftar distribusi kartu anggota per cabang, sejauh ini ada lima wilayah terbanyak yakni Jawa Barat (304 orang), Jawa Tengah I (157 orang), Yogyakarta (138 orang), DKI Jakarta (141 orang). (FD)
Penulis : Farid Dimyati
Selamat tuk PB ISPI yg telah sukses melaksanakan KONGRES LUAR BIASA tsb. Semoga AD/ART yg telah dimusyawarahkan tsb dpt menjadi pedoman gerak langkah bagi Pengurus dan anggota ISPI tuk berkiprah dlm pembangunan peternakan di tingkat regional maupun nasional. Dengan harapan AD/ART yg telah disepakati tsb dpt segera disosialisasikan kepada seluruh Pengurus Wilayah maupun Pengurus Cabang dan seluruh anggota ISPI di seluruh wilayah Republik Indonesia dan yg berada di luar negeri. *ISPI ADALAH KITA DAN KITA ADALAH ISPI BESINERGI DAN BERKOLABORASI”
Salam hangat dan sehat dari PW ISPI LAMPUNG @ SYAHRIO TANTALO