Meningkatkan Efisiensi Pakan di Tengah Tingginya Harga Pakan dan Tekanan Harga Produk

Penulis: Tristianto Nugroho, S.Pt. *, Joko Susilo, S.Pt.**

Efisiensi pakan
Tristianto Nugroho, S.Pt.

Sudah diketahui secara umum bahwa 50-70% anggaran biaya pada peternakan digunakan untuk pemenuhan pakan. Tren harga bahan pakan yang fluktuatif membuat biaya yang dikeluarkan juga tidak stabil tetapi cenderung terus meningkat. Selain masalah harga, kontinyuitas atau ketersediaan bahan pakan juga menjadi masalah, apalagi beberapa bahan pakan masih dicukupi dari impor.

Masih ada satu hal penting lagi, yang menjadi tantangan peternak ke depan khususnya perunggasan, yakni serbuan daging ayam impor. Suplai berlebih pada sektor daging unggas ini bisa menekan peternak lokal, karena harus mampu bersaing dengan produksi pabrikan dan daging impor, terutama dari sisi harga. Oleh karenanya, peningkatan efisiensi pakan mutlak untuk dilakukan, demi menurunkan biaya produksi dengan tetap mempertahankan kuantitas dan kualitas produksi.

Meningkatkan Efisiensi Pakan di Tengah Tingginya Harga Pakan

Artikel ini disarikan dan dikembangkan dari artikel berjudul High feed cost versus feed efficiency improvement yang ditulis oleh Ioannis Mavromichalis, Ph.D. (seorang konsultan nutrisi ternak) dan diterbitkan oleh Feed Strategy. Tidak semua pilihan pilihan ini dapat diterapkan pada setiap perusahaan dan jenis ternak. Kombinasi dari beberapa strategi bisa diterapkan dengan mempertimbangkan saran dari ahli.

1. Mengurangi Bobot Pasar/Panen

Ayam broiler cenderung menyimpan lemak daripada daging ketika potensi deposit protein sudah mencapai puncaknya. Selain itu, semakin besar ukuran tubuh ternak, maka membutuhkan kebutuhan nutrien untuk kehidupan pokok (maintenance) yang juga lebih besar. Oleh karenanya, konversi pakan (FCR) akan lebih baik ketika umur ayam masih muda.

Memasarkan ayam Broiler hidup pada saat titik optimalnya pertumbuhan adalah pilihan yang tepat untuk melakukan efisiensi pakan. Sebagai pertimbangan, biaya per pertambahan bobot badan perlu diperhitungkan. Sehingga selain optimal dari bobot badan, juga optimal dari sisi biaya.

2. Pemilihan Genetik

Berkaitan dengan mekanisme sebelumnya (deposit lemak yang lebih rendah), pemilihan genetik ternak bisa menjadi pilihan untuk melakukan efisiensi pakan. Namun yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa biaya untuk mendapatkan potensi genetik ternak yang tersebut tidak lebih mahal daripada biaya pakan yang dihemat.

3. Mengurangi Pakan Terbuang

Pakan yang terbuang akan masuk sebagai bagian dari biaya yang harus dibayar, tetapi sama sekali tidak bermanfaat untuk ternak. Oleh karenanya, mengurangi pakan yang terbuang akan berdampak signifikan terhadap efisiensi pakan.

Cara mengurangi pakan yang terbuang dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Salah satu cara yang utama adalah dengan menggunakan tempat pakan yang sesuai. Apabila diterapkan pada ternak ruminansia, maka jangan sampai pakan masuk ke dalam kandang tempat ternak berdiri, karena pakan akan terinjak injak dan tidak dimakan. Demikian juga dengan unggas, pakan yang keluar dari tempat pakan dapat bercampur dengan kotoran atau litter dan tidak dimakan.

Memperhitungkan luas penampang tempat pakan dengan jumlah pakan yang diberikan atau perbandingan jumlah tempat pakan dengan jumlah ternak juga perlu diperhatikan. Langkah lain yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan bentuk pakan yang tepat. Pakan hijauan ternak ruminansia yang dicacah terlebih dahulu, akan mengurangi potensi batang rumput yang tidak termakan.

4. Kesehatan Ternak

Telah diketahui secara umum bahwa ternak yang sehat memiliki kemampuan mengkonversi pakan menjadi hasil produksi lebih baik dibandingkan dengan ternak yang sakit. Nutrien yang dikonsumsi oleh ternak, akan lebih difokuskan untuk pemulihan kondisi kesehatan ternak. Bahkan, bukan tidak mungkin nutrien yang sudah tersimpan dalam tubuh ternak akan dibongkar untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga bukan saja pertumbuhan ternak menjadi lambat, tetapi juga dapat terjadi penurunan berat badan ternak.

Ternak yang sudah sehat tetapi pasca sakit pun membutuhkan waktu untuk melakukan recovery agar bisa kembali seperti semula. Pakan yang dihabiskan selama masa sakit dan pemulihan ini akan membuat efisiensi pakan menjadi buruk. Oleh karena itu, menjaga ternak untuk tetap selalu dalam keadaan sehat, akan menjadikan efisiensi pakan lebih baik.

5. Bahan Aditif

Bahan aditif yang digunakan selama ini perlu untuk dikaji ulang berdasarkan nilai manfaatnya. Di tengah gencarnya program program bebas antibiotik, maka sebaiknya hanya menggunakan bahan aditif yang benar-benar diperlukan.

Berdasarkan hasil hasil penelitian, sudah banyak bahan aditif tanpa residu berbahaya yang dapat digunakan untuk ternak, baik itu bersifat alami maupun bahan buatan. Misalnya probiotik dan prebiotik dalam pakan, bahan aditif berbasis kearifan lokal, sampai dengan penggunaan biopeptida.

6. Menggiling Bahan Pakan

Ukuran partikel bahan pakan dapat memengaruhi efisiensi pakan. Semakin kecil ukuran partikel, maka bahan pakan akan lebih mudah untuk dicerna dan diserap oleh ternak. Berdasarkan hasil penelitian, penurunan 100 mikron ukuran partikel, dapat meningkatkan efisiensi pakan hingga 1,4%.

Penggilingan bahan pakan untuk ternak ruminansia, akan menghemat energi ternak ketika proses mastikasi dan remastikasi. Meskipun demikian, perlu dipertimbangkan ukuran optimal untuk pakan ternak ruminansia, karena berkaitan dengan produksi gas rumen yang bisa terlalu cepat apabila pakan terlalu halus.

7. Enzim

Beberapa enzim dapat membantu meningkatkan kecernaan pakan dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi. Penggunaan enzim perlu disesuaikan dengan jenis bahan pakan dan jenis ternaknya. Misalnya enzim phytase yang dapat bermanfaat untuk memecah asam fitat pada pakan berupa biji-bijian yang diberikan pada unggas.

8. Deteksi Mikotoksin

Bahan pakan yang mengandung mikotoksin dapat menyebabkan pertumbuhan ternak terganggu. Oleh karena itu, melakukan deteksi terhadap mikotoksin perlu dilakukan untuk menghindari pemberian pakan yang mengandung mikotoksin. Hal ini juga berkaitan dengan pemilihan dan penyimpanan bahan pakan agar terlindung dari cemaran mikotoksin.

9. Kalkulasi Ulang Ransum

Di tengah tren peningkatan harga pakan dengan ketersediaan yang tidak menentu, maka perlu melakukan kalkulasi ulang ransum. Susunan ransum barangkali perlu untuk diubah agar mendapatkan harga ransum yang lebih rendah daripada sebelumnya. Pengetahuan tentang kandungan bahan bahan pakan secara spesifik dapat digunakan untuk menentukan susunan ransum agar tidak ada kelebihan atau kekurangan nutrien tertentu yang dibutuhkan oleh ternak.

10. Pakan Berbentuk Pelet

Berkaitan dengan pilihan langkah nomor 3 dan nomor 6, membentuk pakan menjadi pelet bisa menjadi salah satu langkah meningkatkan efisiensi pakan. Bahan pakan yang dibuat menjadi pelet akan mengurangi potensi terbuangnya pakan, atau sisa pakan dari bahan pakan yang sulit dimakan. Selain itu, dengan dibuat menjadi pelet maka bahan pakan sudah terlebih dahulu dilakukan penggilingan.

*penulis dan editor Web ISPI

** Sekjen PB ISPI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *