Planet Bumi dihuni sekitar 7,8 Milyar manusia, dengan tren yang terus meningkat. Salah satu kebutuhan paling utama dari seluruh umat manusia tersebut adalah kebutuhan pangan. Sehingga, kebutuhan akan sumber bahan pangan sangat besar. Sumber pemenuhan bahan pangan yang mengandung karbohidrat, lemak nabati, vitamin dan mineral mayoritas berasal dari sumber pangan hasil pertanian. Sedangkan, pemenuhan sumber protein hewani yang kaya akan kandungan asam amino esensial berupa daging, telur dan susu tentu saja berasal dari sektor peternakan.
Benua Asia berada pada proporsi terbesar kebutuhan pangan dunia, hal ini disebabkan karena populasi penduduk mencapai 60% dari seluruh dunia. Pemenuhan kebutuhan akan pangan di Asia dapat dilihat dari populasi ternak yang juga paling besar dibanding benua yang lainnya. Apabila dilihat dari total produksi daging unggas, Asia menempati posisi tertinggi yaitu hampir 50 juta metrik ton pada tahun 2018 dan 2019. Jumlah ini, sekitar dua kali lipat dibanding Eropa, Amerika Utara maupun Amerika Selatan. Bahkan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk ternak di Asia mencapai 1.125 Milyar metrik ton. Sayangnya, apabila dilihat dari sisi produktivitas, justru Asia lebih rendah dibandingkan dengan negara negara di Eropa dan Amerika.
Edukasi, teknologi dan manajemen berperan besar atas kemajuan usaha industri peternakan di suatu negara. Apabila kita berkunjung (atau sekedar menonton di Youtube) ke Amerika Serikat, Australia, beberapa negara maju di Eropa, ataupun beberapa negara di Asia misalnya China, Jepang dan Thailand maka terlihat bahwa mekanisasi agrikultur dan teknologi budidaya peternakan sudah sangat maju. Penerapan teknologi dilakukan pada berbagai ternak, misalnya ayam, sapi potong, sapi perah, domba, kambing, bahkan babi (negara mayoritas non muslim). Perkembangan manajemen dan teknologi Industri di beberapa negara tersebut jauh melebihi berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia.
Meskipun saat ini masih tertinggal, akan tetapi Indonesia juga tampak memiliki kemauan mengejar perkembangan. Misalnya, berbagai perguruan tinggi memiliki dan terus mengembangkan program studi yang berkaitan dengan Animal Science and Technology. Dari sisi masyarakat, tidak sedikit yang memiliki minat untuk belajar di bidang peternakan. Sehingga, setiap tahun terdapat ribuan mahasiswa dengan gelar Sarjana Peternakan yang lulus dari perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
Cakrawala Ilmu Peternakan Sangat Luas
Belajar Animal Science & Industry di luar negeri, tidak hanya mempelajari ternak saja, tetapi juga berbagai hewan lain yang tidak masuk kategori ternak. Selain itu, yang dipelajari bukan hanya tentang teknologi dan ilmu budidaya produksi saja, tetapi juga mempelajari ilmu pemasaran, ilmu manajemen perusahaan, dan teknologi industri serta ilmu ekonomi dan bisnis. Bahkan ilmu sosial dan politik perlu dipelajari, karena melakukan bisnis di bidang peternakan harus mampu memahami beragam ilmu terkait untuk memperkuat kemampuan dan kapasitas sebagai sarjana peternakan yang profesional dan kompeten.
Apabila kita tidak menyadari dan memahami betapa penting mempelajari bidang bidang yang terkait, maka kita sebagai ahli peternakan akan tertinggal jauh dibanding sarjana ahli peternakan di luar negeri. Sarjana peternakan lulusan luar negeri sebagai contoh: Texas Univ., IOWA Univ., Purdue Univ., Georgia Univ., Arkansas Univ., Connecticut Univ., Thammasat Univ., Kasertsat Univ., Tokyo Univ., Kyoto Univ., Huazhong Agriculture Univ., Nanjing Agriculture Univ., Zhejiang Univ., Univ. of Queensland Australia, UNSW. dan lain lain di UK, Belanda maupun Perancis.
Berbagai perguruan tinggi kelas dunia terus meningkatkan kualitas lulusan Animal Science & Industry, terutama dalam hal teknologi dan manajemen, yang bekerja sama dengan berbagai industri terkait dalam hal riset dan praktik lapangan. Oleh karena itu para sarjana peternakan Indonesia dalam keahlian bidang apa pun harus mau dan semangat untuk terus belajar berbagai ilmu terkait yang tidak bisa terukur luasnya agar kompetensi dan profesionalisme kita semakin meningkat setara dengan lulusan luar negeri.
Masa Depan Cerah
Di negara maju yang masyarakatnya teredukasi dengan baik, telah memahami pentingnya gizi untuk kesehatan, pertumbuhan dan kecerdasan bangsa. Oleh karena itu, peran sarjana peternakan sangat penting untuk mengembangkan usaha peternakan yang maju dan modern sebagai sarana penyediaan bahan pangan berkualitas. Budidaya ternak bukan hanya fokus pada jumlah produksi, tetapi juga fokus pada efisiensi produksi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Selain itu, proses hilirisasi juga dilakukan dengan baik dalam hal pengolahan hasil ternak menggunakan industri modern, akibatnya, produk pangan hewani memiliki kualitas yang baik.
Indonesia saat ini memang belum sehebat negara lain dalam bidang peternakan. Namun suatu saat pasti akan bisa mengejar kemajuan negara negara tersebut, yang mana, tentu saja sangat bergantung pada ribuan generasi muda sarjana peternakan dengan paradigma baru yang baik dan hebat. Salah satu kunci utama untuk menggapai harapan ini, tentu saja dibutuhkan generasi yang mau terus mengembangkan teknologi, perbaikan manajemen, dan satu hal penting adalah kolaborasi. Perpaduan keilmuan dari bidang ilmu biologi, genetika dan ilmu penyakit menjadi satu kesatuan dalam Animal Science. Selain itu, perlu ditambah lagi dari berbagai bidang keilmuan sehingga dapat mengikuti perkembangan jaman sesuai dengan industri 4.0. Bergulirnya waktu dan semakin meningkatnya edukasi di Indonesia, usaha peternakan pasti akan berubah menjadi AgriFood and Industry seperti di negara lain misalnya AS, Amerika Selatan, EU, China dan Jepang.
Visi dan Komitmen
Sejak memutuskan untuk masuk ke perguruan tinggi untuk belajar ilmu peternakan, seorang mahasiswa atau mahasiswi setidaknya sudah melangkah untuk berkecimpung di dunia peternakan. Setelah itu, mereka harus memiliki visi ke depan tentang perkembangan dan kemajuan peternakan. Selanjutnya, setiap pribadi, harus memiliki komitmen yang kuat dalam memberikan kontribusi di bidang peternakan. Sehingga bukan hanya sekedar kuliah, lulus sebagai sarjana peternakan untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, sebagai sarjana peternakan harus memiliki cita-cita yang besar dan hebat dalam berkarya dan membangun negara agar maju berbasis peternakan. Sebagaimana banyak diperbincangkan dimana mana bahwa ‘pangan adalah hidup dan matinya sebuah bangsa’. Terlebih lagi, Indonesia memiliki banyak jenis hewan ternak lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan ternak ras dari luar negeri.
Terus belajar pantang menyerah membentuk manusia yang bermoral, mental tinggi, berakhlak dan kepribadian yang baik serta punya integritas, dedikasi sebagai ilmuwan praktisi dalam industri atau sebagai pendidik dan peneliti, atau apa pun profesi yang diminati sebagai sarjana peternakan handal yang punya leadership yang kuat. Banyak profesi yang bisa ditekuni sebagai ahli nutrisi, teknisi budidaya ternak, ahli pemasaran, teknisi agrifood and further processing dan lain sebagainya. Setiap sarjana peternakan, harus mengambil peran penting bagi bangsa.
Aamiin YRA