Sarjana Peternakan Indonesia Menjadi Menteri Luar Negeri dan Menteri Perminyakan Timor Leste

Warga ISPI layak bangga, salah satu sarjana peternakan lulusan Indonesia menjadi Menteri di Timor Leste. Ia adalah Hernani Coelho Da Silva, lulusan D3 Fapet Unsoed Purwokerto dan S1 Fapet Universitas Islam Malam (Unisma).

Dengan demikian tercatat, hingga tahun 2021 ini sudah ada 3 orang sarjana peternakan yang menduduki jabatan menteri, yaitu Dr.Ir. Ali Rahman (Mensesneg di era Presiden Abdurahwan Wahid), Dr. Ir Suswono (era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dan Dr.Hernani Coelho Da Silva (menteri di Timor Leste).

Hernani, kelahiran Timor Leste (dulu bernama Timor Timur sebagai bagian dari Indonesia), mengawali pendidikan sekolah dasarnya dan asrama Katolik di Ainaro, Timor Timur (1971-1975). Pada Agustus 1975, ia mendaftarkan diri di Catholic College, Externato Bispo de Medeiros, Dili. Setelah beberapa waktu, Ia memutuskan meninggalkan Timor Leste melanjutkan ke Sekolah Pertanian Pembangunan/Sekolah Petenakan Menengah Atas (SPP-SNAKMA) di Magelang dan kemudian kuliah D3 Program studi Ternak Unggas dan Perah (PTUP) Fakultas Peternakan (Fapet) Unsoed (1986-1989) .

Kuliah di Fapet Unsoed, Hernani aktif di berbagai kegiatan ekstra kurikuler antara lain di kegiatan olah raga beladiri, Resimen Mahasiswa (Menwa), dan Senat Mahasiswa 9sekarang BEM). Dari kegiatan inilah ia mengaku mendapat gemblengan mental dan rasa kekeluargaan dengan Unsoed. Itu sebabnya ia selalu aktif menjalin komunikasi dengan keluarga alumni, antara lain dengan menghadiri acara temu alumni dan sebagai narasumber seminar/webinar

Hernani (berkacamata) bersalaman dengan wakil rektor Unsoed Prof Ahmad Sodik didampingi Ign Hariyanta (panitia) dan Ketua Kafapet Bambang Riyanto di acara Temu Alumni Nasional Kafapet Unsoed di Semarang 2018

Sebagai putra daerah yang dekat dengan Gubernur Timor-Timur saat itu-Mario Vegas Carascalao, Hernani berkesempatan untuk menempuh jenjang Strata-1 dengan kuliah di Fapet Universitas Islam Malang (1989-1992). Setelah mendapat gelar sarjananya, ia bergabung dan ikut merintis penerbitan Majalah Infovet bersama Bambang Suharno, sekaligus membantu kegiatan kesekretariatan ASOHI (Asosiasi Obat Hewan Indonesia) dalam kurun waktu 1992 .

Baru beberapa bulan berkarya di Infovet, Pemda Timtim memanggilnya untuk pulang kampung. Sebagai warga yang mendapat beasiswa Pemda, ia wajib memenuhi panggilan untuk berkarya di Pemda. Ia pamitan dan segera memenuhi undangan ke Pemda, meskipun menurut pengakuannya masih betah di Jakarta untuk lebih banyak bergaul dengan komunitas peternakan. Saat di Infovet ia mengaku bangga bisa berkenalan dengan tokoh-tokoh penting di bidang peternakan, antara lain A. Karim Mahanan (Ketua Umum ASOHI), Jenderal (purn) M Kharis Suhud (Ketua MPR, dan Ketua Forum Masyarakat Peternakan Indonesia), Dr Drh Soehadji (Dirjen Peternakan) dan lain-lain.

Tidak lama bekerja di dinas peternakan Timor Timur, Hernani bertolak ke Portugal (1994). Setahun berselang, ia memperdalam pendidikan ekonomi Universitas Macau (1995-1999), sebelum bekerja sebagai peneliti di Institut of Agrarian Research, Portugal (1999-2001). Dua tahun bekerja sebagai peneliti, ia kemudian pindah ke United Nations Development Programme (UNDP) Timor Leste yang bertanggung jawab atas pekerjaan sosial, pelatihan dan perwakilan hak-hak pekerja staf PBB Timor Leste (2002).

Hernani (kanan) mengenakan baret Menwa dari Teguh Sudaryatno (Alumni Fapet Unsoed) sebagai wujud kebanggaan sesama alumni Menwa Unsoed

Setahun kemudian ia diangkat menjadi Kepala Bagian Manajemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam UNDP (2003-2005) .Sukses menjalankan program di UNDP, menarik minat Menteri Luar Negeri Timor Leste kala itu untuk merekrut Hernani menjadi Managing Director untuk Hubungan Bilateral di Kementerian Luar Negeri Timor Leste (2005), dan pada (2006-2009) ia diangkat sebagai Duta Besar Timor Leste untuk Australia dan New Zeland.

Karir kepemerintahannya semakin cemerlang kala ia menjadi Wakil Ketua Delegasi Luar Negeri Timor Leste (2010-2012), dan kembali menjadi Duta Besar Timor Leste untuk Republik Korea (2013-2015).

Dua tahun kemudian, akhirnya ia dipercaya menduduki jabatan Menteri Luar Negeri Timor Leste (2015-2017), dan kemudian dipercaya menjabat sebagai Menteri Petroleum Timor Leste (2017-2018).

Setelah selesai menjabat sebagai Menteri petroleum, Kini Hernani berada di negara Mozambique benua Afrika, sebagai kepala perwakilan FAO di negara tersebut. Di lembaga ini, Hernani semakin dekat dengan ilmu yang diperoleh di Indonesia yaitu bidang pertanian dan peternakan.***

penulis Bambang Suharno

Sumber : Majalah Infovet , kafapet-unsoed.comdan Antara News

One thought on “Sarjana Peternakan Indonesia Menjadi Menteri Luar Negeri dan Menteri Perminyakan Timor Leste

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *