#SecuilRenungan: IDUL QURBAN, REVOLUSI GIZI, DAN STUNTING

Disusun oleh: Suhubdy Yasin (Profesor Ilmu Nutrisi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Mataram, Mataram-NTB)

Setiap tahun ummat Islam yang mampu dan berkuasa pergi menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah al-Mukarramah (mengunjungi Baitullah). Para jamaah haji itu melakukan berapa ritual antara lain Wuquf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Peristiwa Haji dan penyembelihan hewan kurban sesungguhnya adalah ritual dalam rangka mengikuti dan memperingati napak tilas Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, – seorang hamba yang paling taat di mata Allah SWT-. Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya Nabi Ismail AS. Karena ketaatan keduanya, ketika peristiwa itu berlangsung, saat penyembelihan itu dilakukan, atas Kuasa Allah SWT, Ismail kecil (13 tahun), seorang anak yang sangat taat kepada orang tuanya, diganti oleh malaikat dengan seekor gibas (domba). Begitulah singkat sejarah yang dikisahkan dalam sejarah kehidupan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya (Sitti Hajjar, isterinya dan Ismail, putranya).

Sesungguhnya jika kita menyimak sejarah kehidupan mereka maka banyak sekali suri teladan yang dapat kita petik. Nabi Ibrahim AS adalah sosok manusia yang sangat bertaqwa, pemimpin yang sangat berani, sabar, bijaksana, dll. sehingga beliau dijuluki bapak pelopor ketauhidan. Sedang isteri dan anaknya pun juga manusia yang luar biasa; taat kepada suami, penyabar, dan pekerja keras, dll. Pengorbanan Ismail putranya yang mau disembelih dan patuh dalam menjalankan perintah Allah SWT merupakan contoh nyata ummat manusia yang bertaqwa. Ritual peristiwa penyembelihan Ismail itulah yang hingga kini diperingati sebagai Hari Raya Idul Qurban, Idul Adha, atau Idul Akbar. Penyembelihan hewan kurban ini tidak semata-mata hanya memperingati ritual itu akan tetapi mempunyai makna yang paling hakiki yakni *REVOLUSI GIZI MANUSIA (RGM). Peristiwa berkorban dan sholat diabadikan antara lain dalam QS Al-Kautsar ayat 1-3. Fungsi Ternak dan Peternakan secara strategis dikisahkan dalam Al-Qur’an antara lain dalam surat An-Nahl. Sesungguhnya, atas ijin Allah SWT melalui Nabi Ibrahim dan Ismail AS, RGM sudah dicanangkan. Protein hewani (bersumber dari daging, susu, telur, dan ikan) adalah sangat esensial dalam kehidupan manusia. Aktivitas pembagian daging ternak yang sudah disembelih dengan cara halal adalah ibadah yang sangat penting dan potensial. Dengan pembagian daging itu, orang2 miskin yang tidak beruntung, akan dapat merasakan nikmatnya gizi yang prima dengan mengkonsumsi daging ternak qurban.

Ketahuilah, anak-anak Indonesia masih banyak yang menderita gizi buruk (STUNTING) karena kurang asupan gizi yang prima terutama protein hewani. Padahal zat gizi protein itu sangat penting terutama dalam fase kehidupan balita. Kurangnya protein akan memperlambat pertumbuhan fisik, sel otak, dan daya tahan tubuh terhadap penyakit (imunitas). Jika angka Stunting itu tetap tinggi maka bangsa ini bisa kehilangan generasinya di masa datang.

Esensi Idul Qurban itu sesungguhnya adalah perintah dari Allah SWT agar kita menjaga keseimbangan gizi sejak usia dini melalui asupan gizi yang prima (protein, mineral, dan vitamin). Semua itu secara lengkap akan dapat diperoleh dengan mudah dari bahan pangan yang bersumber dari produk ternak dan peternakan.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya (Anonim, 2021). Jumlah anak Indonesia adalah 79,55 juta jiwa (BPS, 2019). Angka Stunting pada 2019 sebesar 27,7%. Target Presiden Jokowi yang dicanangkan dalam RPJMN 2020-2024 angka itu harus dapat diturunkan hingga 14%. Akankah target itu tercapai? tentu sangat berkaitan dengan kinerja para pembantunya terutama para menteri yang kerjanya membidangi pembangunan SDM serta harus didukung oleh menteri lain dalam tatanan departemen rumpun hijau.

Pandemi Covid-19 yang sedang mewabah bangsa ini dan dunia pada umumnya, menjadi tantangan yang luar biasa dalam pembangunan bangsa terutama berkaitan dengan pembangunan dan pembenahan gizi bangsa. Angka Stunting yang relatif besar dengan segala konsekuensinya dan bahaya pandemi yang kian mengancam kesehatan dan keselamatan SDM, memberi pelajaran bahwa bangsa ini harus mempunyai tingkat imunitas prima setiap manusianya. Menyimak hal itu, inilah letak esensi Idul Adha atau Idul Qurban. Ritual itu berlangsung sekali setahun yakni di bulan Dzulhijjah. Jika ummat Islam dan (mungkin juga ummat yang lainnya) dapat menjadikan momentum itu sebagai rutinitas, maka kita yakin bahwa Stunting itu akan terhapus dari bumi Indonesia. Implementasi Idul Qurban dalam bentuk RGM itu sebenarnya dapat dilakukan setiap saat. Orang2 muslim yang berpunya dapat mempraktekkan ritual Nabi Ibrahim dan Ismail AS itu dengan rajin bersedekah atau berzakat dan berbagi dengan sesama tidak saja dalam bentuk uang, beras atau gandum akan tetapi dapat pula dalam bentuk daging, susu, dan telur. Bersedekah dalam bentuk material pangan sumber protein sesungguhnya secara langsung akan menurunkan angka stunting dan meningkatkan imunitas bangsa. Dengan demikian, mungkin wabah pandemi Covid-19 ini dan ancaman penyakit akibat kurang gizi akan dapat teratasi dengan cepat dan tepat sasar. Demikianlah salah satu hikmah dari Idul Adha yang dapat kita petik.

Ikhtibar lainnya, melalui etos kedua nabi Allah itu adalah kita harus taat, menjunjung tinggi kejujuran, berani berkorban, berbagi kepada sesama, demokratis, dan bekerja cerdas bersama-sama dalam hidup sebagai pribadi dan dalam berbangsa dan bernegara. Akhirnya, melalui tulisan singkat ini saya ingin mengajak para pembaca melalui momentum memperingati Hari Raya Idul Adha (Qurban) agar kita dapat menanamkan jiwa kesatria, membantu sesama, dan beribadah kepada Allah SWT melalui suatu ikhtiar yakni melakukan Revolusi Gizi Manusia dengan membiasakan diri kita untuk bersedekah setiap saat dengan memberikan bahan pangan berupa sumber protein hewani (daging, susu, telur). InsyaaAllah dengan upaya itu kita akan dapat mengurangi jumlah SDM yg menderita Stunting dan akan meningkatkan imunitas bangsa. Aamiin. Selamat Hari Raya Idul Adha, 20 Juli 2021 M.

#ilustrasi dari internet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *