MIKROBA RUMEN: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

Disusun oleh: Suhubdy (Ruminant Nutritionist, Recent Trend and Gaps Fakultas Peternakan Universitas Mataram, Mataram NTB)

#RuminantCybrary, I (5), 08-01-2022

Rumen adalah “dunia kecil” yang kompleks berlokasi di perut ternak ruminansia. Aktivitasnya sangat esensial dalam kehidupan induk semangnya. Salah satu komponen rumen itu adalah mikroba atau jasad renik. Apa itu jasad renik?

Jasad renik adalah mahluk hidup yang terdiri dari satu sel atau beberapa kumpulan sel dengan ukuran beberapa mikron (1 mikron = 0,001 mm). Jasad renik dapat berbentuk bakteri, kapang, khamir, protozoa, maupun virus yang mampu diamati menggunakan mikroskop elektron (Cybrary, 2022). Walaupun wujudnya tidak kasat mata, mereka sangat nyata, telaten, rapi, dan sangat signifikan hasil kerjanya hingga kita pun senang menikmati hasil kerja bareng dari mereka (misalnya daging dan susu). Merekalah sesungguhnya pengubah sejati biomasa selulotik (pakan) menjadi pangan (food), dan energi/tenaga (pawaka).

Komponen biotik penghuni rumen ini yang utama adalah bateri, protozoa, jamur, dan archaea. Sebagai tentara rumen, mereka mengambil tiga peran sekaligus yaitu sebagai produsen, konsumen, dan pengurai.

Sebelum terlalu jauh kita uraikan, mungkin ada yang bertanya, kapan mereka mulai menjadi penghuni rumen? Mereka berada di sana, sesungguhnya, bersamaan dengan lahirnya si induk semangnya. Ketika ruminansia muda dilahirkan, rumennya masih steril alias belum ada mikroba di dalamnya atau belum terkontaminasi. Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant itu, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya. Mulai saat itulah tranfer mikroba mulai terjadi. Secara ilmiah dapat dinyatakan bahwa waktu awal kemunculannya di rumen diestimasikan sebagai berikut.

Ilustrasi Mikrobia Rumen (Sumber: Cybrary)

Anaerobic bacteria muncul di rumen beberapa jam setelah dilahirkan, cellulolytic bacteria dan methanogenic archaea muncul pada pedet sejak berusia 2-4 hari, Anaerobic fungi (jamur) mengkoloni rumen selam minggu kedua usianya, dan Ciliate protozoa mulai muncul pada minggu ketiga setelah lahir.

Kini pembaca sudah mahfum kapan mikroba itu mulai menjadi penghuni setia rumen. Sebagai salah satu komponen biotik, lantas apa peran dan fungsinya? Mereka sangat banyak peran dan kerjanya, antara lain memanfaatkan dan mengubah zat gizi semisal protein yang kurang berkualitas dalam pakan atau sumber lain di luar pakan (urea) bersama dgn zat karbohidrat terlarut menjadi protein berkualitas tinggi unt membangun tubuhnya. Tubuh mereka tersusun dari sel tunggal, sehingga kualitas proteinnya sangat berkualitas. Ini nantinya akan menjadi sumber protein induk semang unt produktivitasnya. Fungsi lain adalah mencerna material selulolitik seperti pakan dari jerami-jeramian menjadi sumber energi (VFA) yang nantinya menjadi sumber glukosa untuk induk semang. Dan banyak fungsi dan peran lainnya (informasinya sudah banyak dijelaskan dalam buku teks).

Yang patut kita syukuri adalah dengan adanya jasad renik ini adalah peran mereka sebagai pengurai. Coba bayangkan jika mereka tidak hadir di dunia besar (globe) atau di dunia kecil (rumen) itu maka manusia mungkin sudah tertimbun jerami, toilet kita penuh dgn feses, beras dan singkong tidak dapat diubah jadi tape, tanah menjadi penuh dengan kontaminan, dan banyak contoh lainnya (silakan tambah sendiri).

Jasad renik itu, nano dalam ukuran wujudnya, tapi sangat besar dan signifikan hasil kerjanya. Khusus mereka yang menjadi penghuni rumen akan sangat strategis fungsinya buat induk semang, yang sesungguhnya tidak punya daya upaya (tidak memiliki enzim pencernaan) yang secara langsung dapat mencerna material selulolitik. Oleh karena itu, jika kita mau menyajikan pakan kepada ternak ruminansia, terdapat dua prinsip utama.

Pertama, sediakan zat gizi untuk petumbuhan mikroba rumen, dan yang kedua menyediakan gizi ekstra untuk induk semangnya. Pelihara dan bersahabatlah dengan mikroba karena untuk kita yang hidup di daerah tropika basah seperti Indonesia, kelak pertanian kita akan sangat bergantung kepada keberadaan dan peran mereka. Bahkan mungkin selain mikroba, insekta juga akan sangan penting perannya sebagai sumber pakan dan pangan. Konsep pertanian masa depan akan mengara ke pertanian berorientasi kepada Mikroentomoagriculture. Mungkin itu saja unt secuil pesan ilmiah hari ini, semoga secuil coretan singkat ini bermanfaat. Selamat menikmati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *