Program Pelatihan SDM untuk Implementasi Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA)

Indonesia memiliki lebih dari 16 juta hektar lahan yang digunakan untuk produksi minyak sawit dengan lokasi utama di Pulau Sumatra dan Kalimantan. 26,9% dari total lahan sawit ini, berpotensi untuk digunakan sebagai lokasi implementasi Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA) yang diinisiasi oleh pemerintah dan perusahaan swasta.

Sayangnya, sejauh ini baru 3% (132.000 Ha) lahan yang digunakan untuk pelaksanaan SISKA oleh 12 perusahaan. Salah satu tantangan pelaksanaan program ini adalah kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam integrasi Sawit-Sapi.

Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.

Menjawab tantangan ini, Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. memaparkan tentang Program Pelatihan untuk Menjawab Tantangan Kebutuhan SDM Siap Pakai untuk Mendukung Implementasi Integrasi Sawit Sapi dalam kegiatan 1st Studium Generale pada Rabu (23/2/2022).

Menurut Vitri, sapaan akrabnya, SDM yang terlatih dan siap terjun mengelola SISKA diperlukan karena integrasi sawit-sapi memadukan usaha budidaya ternak sapi dalam usaha perkebunan sawit tanpa mengurangi aktivitas dan produktivitas tanaman. Dua unit usaha yang berbeda ini harus menjadi integrasi yang saling menguntungkan.

Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.

Ia menambahkan, terdapat tiga unit yang membutuhkan pelatihan SDM yaitu Manajer SISKA, Supervisor SISKA dan Operator/Stockman SISKA. Khusus untuk Supervisor/Asisten SISKA dapat berasal dari Sarjana yang program pelatihannya bersinergi dengan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbud. Peserta yang kompeten dapat melanjutkan ke Program Sertifikasi Kompetensi SDM unit Integrasi Sawit Sapi (SISKA) oleh LSP-Peternakan Indonesia.

Berkaitan dengan itu, Bhakti Surya Training Center, Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bekerjasama menyusun kurikulum dan menyelenggarakan program pengembangan kompetensi supervisor SISKA bersinergi dengan program MBKM. Secara garis besar, program ini terdiri dari perkuliahan, magang dan riset.

Menutup paparannya, Vitri mengatakan bahwa program ini gratis dan terbuka untuk umum dengan syarat masih sebagai mahasiswa aktif S1 minimal semester 6 atau lulusan S1 atau sedang menempuh studi Pascasarjana dengan usia minimal 18-19 tahun. Syarat lain yang diperlukan adalah memiliki minat pada bidang peternakan dan perkebunan dan telah lulus proses assesment peserta MBKM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *