SEMINAR NASIONAL “Dampak Importasi Daging Kerbau trehadap Usaha sapi Potong dan Keamanan Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia di Gelar 23 Januari 2020
Populasi sapi di Indonesia mengalami peningkatan secara perlahan sejak tahun 2005-2013, sementara peningkatan konsumsi daging sapi meningkat cukup signifikan. Berdasarkan data dari Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan (2018), total konsumsi daging sapi secara nasional pada tahun 2017 mencapai, dan terus meningjkat dari tahun ke tahun, tahun 2018 tercatat 662.540 dan tahun 2019 pronogsa dirjen PKH konsumsi nasional diperkirakan mencapai 712.893 ton, sementara harga dagingsegar juga masih berkisar Rp. 100.000 – Rp 115.000,-/kg. walaupun sudah dilakukan importasi daging kerbau dari India. Tentunya hal ini perlu pengkajian yang lebih mendalam tentang keberadaan usaha sapi potong yang berkembang di Indonesia.
Memperhatikan konsumsi perkapita yang masih rendah yaitu 2.52 per kapita pertahun serta perkembangan populasi sapi potong yang dinilai lamban,Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai kebijakan diantaranya Opsus SIWAB, Program Percepatan peningkatan populasi sapi melalui distribusi sapi induk baik yang berasal dari luar dan dalam Indonesia, Gerakan gertak birahi, sampai pengembangan usaha pembiakan melalui skema Kredit Usaha Pembibitan Sapi; maupun program Sarjana Membangun Desa, bahkan dikeluarkan permentan tentang kewajiban pemasukan betina produktif setiap pemasukan bakalan sapi. Namun demikian semuanya itu belum mampu menjawab permasalahan di usaha sapi potong.
Berdasarkan informasi data impor dari ITC Calculation based on Un Comtrade Statisyics tercatat pemasukan daging kerbau asal india sebesar 173.534 ton (tahun 2016-2018) dan rencana tahun 2019 sebanyak 100.000 ton. Ternyata juga belum mampu menurunkan harga daging sapi menjadi Rp. 80.000 ker kg, bahkan peredarannya cukup massive ke pasar pasar becek yang tentunya bila tidak dikontrol dengan baik bisamenimbulkan persalahan baru terhadap daya saing usaha sapi potong para peternak maupun kemanan penyakit mulut dan kuku.
Diperkirakan ada 22 unit Meat Plants di India yang disetujui untuk dapat mengekspor daging kerbau ke Indonesia ditengarai berada di wilayah Endemik PMK. Hal ini tentunya produk yang dihasilkan beresiko menambah ancaman bagi indonesia yang berstatus bebas dari PMK. Hal ini sejalan denganPeraturan Menteri Pertanian Nomor 17/Permentan/PK.450/5/2016 Tentang Pemasukan Daging Tanpa Tulang Dalam Hal Tertentu Yang Berasal Dari Negara Atau Zona Dalam Suatu Negara Asal Pemasukan, khususnya didalampasal 9 huruf (g) berbunyi tidak terjadi kasus penyakit Mulut dan Kuku sekurang-kurangnya 1 bulan sampai pengapalan daging beku tanpa tulang.
Bertitik tolak dari hal tersebut diatas ISPI dan PDHI terpanggil untuk bisa memberikan sumbangsih pemikiran tentang dampak importasi daging kerbau India, terhadap usaha sapi potong serta keamanan penyakit mulut dan kuku di Indonesia.
TUJUAN KEGIATAN SEMINAR
Kegiatan seminar ini bertujuan untuk menghimpun saran, masukan strategis kapada pemerintah tentang kebijakan importasi daging kerbau dari India.
- Mengetahui preferensi konsumen (Rumah tangga dan industry) terhadap jenis daging sapi dan kerbau.
- Mempelajari dinamika proses perubahan harga daging sapi dan daging kerbau impor dari India di daerah konsumen dan daerah produsen serta dampaknya terhadap usaha peternakan sapi potong di dalam negeri.
- Mengidentifikasi dan mengusulkan opsi-opsi pasar segmen alternatif untuk sektor daging/sapi lokal, dikarenakan meningkatnya kompetisi pasar.
- Memberikan gambaran detail tentang keamanan tertularnya penyakit mulut dan kuku.
- Memberikan saran solusi upaya/kegiatan dalam rangka peningkatan populasi ternak sapi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan daging.
Keluaran yang diharapkan dari SEMINAR ini adalah mampu memberikan gambaran dampak yang ditimbulkan atas pemasukan daging kerbau India terhadap pengembangan usaha sapi potong serta keamanan akan penyakit mulut dan kuku di Indonesia, serta menganalisis secara kuantitatif dan kualitatif tentang aspek perubahan tataniaga daging sapi, permintaan dan penawaran baik daging sapi lokal maupun daging kerbau beku impor dari India.
Selanjutnya melalui seminar ini diharapkan dapat memberikan masukan strategis kepada pemerintah tentang kebijakan importasi daging kerbau India, mekanisme pemasaran serta keperuntukannya, serta saran kegiatan yang memberikan dampak besar peningkatan populasi sapi dalam rangka pemenuhan kebutuhan daging sapi.
WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama satu hari yakni pada hari 23 Januari 2020 bertempat di Hotel Aston Priority Simatupang Jl. TB Simatupang no. Kav. 9 RT1 RW 2, Kebagusan. Kec. Pasar Minggu jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota, Jakarta 12520.
Kegitan tersebut khusus untuk Pengurus IPSI dan PDHI serta undangan khusus. SEKJEN PB ISPI