Dalam rangka Halalbihalal, ISPI Cabang Jabar 2 atau dikenal juga dengan nama ISPI Bogor menyelenggarakan talkshow yang hangat dan penuh nuansa keakraban dengan tema Sejarah ISPI dan Eksistensi Sarjana Peternakan di Berbagai Bidang Usaha. Acara berlangsung Sabtu, 20 Juni pukul 09.00-12.15 WIB, secara virtual dengan aplikasi Zoom .
Talkshow dipandu oleh Ketua ISPI PC Jabar 2 I Wayan Suadnyana, diikuti oleh lebih dari 70 peserta dari berbagai daerah. Narasumber yang hadir adalah Ir. Ignatius Kismono, MS (salah satu pendiri ISPI), Prof Muladno (mantan sekjen ISPI dan mantan Dirjen PKH), Ir. Achmad Dawami (Ketua umum GPPU), dan Ir. A. Purwanto (Ketua Umum PB ISPI 2002-2006). Hadir juga Sarjana Peternakan Pertama di Indonesia Ir. Sorta Sitorus MSc., APU yang lulus 21 April 1967 , Ketua Umum PB ISPI Didiek Purwanto, Sekjen PB ISPI Joko Susilo, Prof Suhubdy (Unram), pengurus ISPI Jabar 1 dan 2, ISPI Lampung, ISPI Kalteng serta beberapa daerah lainnya.
Kismono mengawali presentasinya dengan menampilkan foto-foto kenangan kongres ISPI di Bali dan Bogor serta beberapa kegiatan ISPI yang dihadiri tokoh dan pejabat pusat antara lain Menteri Pertanian.
ISPI secara resmi berdiri tanggal 20 Agustus 1968 saat kongres pertama di Ciawi Bogor. Pendirinya adalah 7 orang Sarjana Peternakan angkatan pertama IPB Tahun 1968 yaitu Erwin Soetirto, Djarsanto, Rachmat Hidayat, Jan Leswara, Kismono, Koeswardhono, Yayan Suchriyan S, di mana mereka semua bergelar Insinyur Peternakan. Kongres pertama hanya diikuti oleh sebagian orang saja, yakni generasi pertama Sarjana Peternakan. Kooswardhono Mudikdjo adalah Ketua Umum PB ISPI yang pertama.
Kismono dan Kooswardhono berkarir di Fapet IPB sebagai dosen, sedangkan Erwin Soetirto dan Djarsanto di Kementerian Pertanian. Erwin dikenal sebagai penggerak ISPI sejak berdiri hingga menjadi pejabat di Kementan. Ia bersama rekan-rekannya memperjuangkan peran sarjana peternakan di birokrasi hingga menjadi sarjana peternakan pertama yang menduduki jabatan Kepala Dinas Provinsi dan kemudian menjadi Sarjana Peternakan Pertama yang menjadi Dirjen Peternakan. Adapun Djarsanto pernah menduduki jabatan eselon 2, sebagai Direktur Bina Perbibitan.
Melihat perjalanan ISPI sekarang yang berkembang, Kismono selaku satu-satunya pendiri yang masih hidup mengaku bangga. “Dulu kami berjuang memperkenalkan ISPI dengan membuat buletin pake kertas stensil, menyelenggarakan seminar dan lain-lain. Saya bangga bahwa sekarang ISPI bahkan sudah dikenal hingga di luar negeri,” ujar Kismono.
Sementara itu Prof Muladno , Purwanto, Dawami menyoroti bagaimana sebaiknya peran sarjana peternakan dalam era sekarang ini dan yang akan datang. Mereka sepakat mendukung para sarjana peternakan milenial untuk terjun di kewirausahaan. Narasumber juga menyoroti pentingnya upaya peningkatan konsumsi protein hewan, karena dengan konsumsi meningkat, potensi peternakan akan semakin besar. Adapun Muladno secara khusus menyoroti perlunya perubahan AD ART secara mendasar agar peran PC ISPI semakin kuat seiring dengan era desentralisasi. Selain itu aturan bahwa untuk membentuk PC ISPI hanya membutuhkan 15 orang sarjana peternakan, perlu diubah mengingat jumlah sarjana peternakan sekarang sudah banyak.
Adapun Pakar ternak kerbau Prof Suhubdy dari Unram menyoroti peran pemerintah yang hanya fokus pada ternak sapi dan mengabaikan ternak kerbau. Padahal beberapa negara mengembangkan ternak kerbau dengan sangat bagus, antara lain Italia yang memproduksi mozarela terbaik berbahan dasar susu kerbau. Ia juga menyampaikan situasi dimana banyak kalangan muda kurang minat dengan profesi bidang peternakan. Perlu upaya agar kalangan muda semakin memahami hebatnya bidang peternakan.
Terkait dengan sejarah ISPI Bambang Suharno salah satu penulis buku 40 Tahaun ISPI (1968-2008) yang terbit tahun 2008 di era ketua umum Yudi Guntara Noor mengusulkan agar setiap tanggal 20 Agustus PB dan semua PC ISPI menyelenggarakan acara peringatan hari lahir ISPI dengan beragam kegiatan . Hal ini untuk mengingat sejarah dan bisa menjadi ajang evaluasi diri serta mengenalkan peran dan peluang sarjana peternakan ke masyarakat serta bisa juga untuk acara kampanye protein hewani.
Dalam kesempatan ini Sekjen ISPI Joko Susilo menginformasikan beragam kegiatan ISPI Cabang, pelantikan pengurus dan kaderisasi kepengurusan yang terus berlanjut hingga sekarang, dan 10 rekomendasi ISPI ke pemrintah. Ia berharap ISPI Jabar 1 dan 2, ISPI DKI dan ISPI Banten sebagai poros utama ISPI dapat bersinergi mengembangkan perannya di wilayah ini.
Di akhir acara, Ketum PB ISPI Didiek Purwanto menjanjikan pihaknya akan segera menindaklanjuti masukan dan saran yang berkembang di diskusi ini, termasuk penerbitan buku 50 Tahun ISPI yang ditargetkan bisa diluncurkan saat ulang tahun ISPI ke 52 tahun ini.***