ISPI Talk #1 yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia (PB-ISPI) telah dilaksanakan Rabu (07 April 2021) pukul 14.00-16.30 WIB. Acara yang diselenggarakan secara virtual melalui Zoom Meeting ini mengangkat tema Budidaya Domba dan Kambing Pasar Luar Negeri.
Webinar dibuka langsung oleh ketua umum PB ISPI, Ir. Didiek Purwanto, IPU. Dalam sambutannya, Didiek menyampaikan bahwa acara ini merupakan kesempatan luar biasa sebagai bukti dharma bakti ISPI untuk mewujudnyatakan Indonesia menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri membangun daya saing bidang peternakan.
Didiek juga menyampaikan bahwa selama ini Domba dan Kambing sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Sayangnya Domba dan Kambing tidak pernah benar benar menjadi perhatian. “Selalu yang menjadi persoalan yang selalu dibawa di dalam pembicaraan pembicaraan adalah daging sapi, ayam dan telur. Tetapi kambing ini seakan akan jarang dibicarakan” ujar Didiek.
Acara ini diikuti oleh 97 orang peserta terdaftar dengan mayoritas pesertanya adalah peternak, ditambah dengan perwakilan pengurus ISPI dari berbagai wilayah. Sebagai pemateri, diundang 5 narasumber dengan berbagai latar belakang. Pemateri yang dihadirkan adalah berkaitan dengan mendorong produksi di dalam negeri agar bisa mencukupi kebutuhan domestik dan ekspor.
Perlunya Penataan Pembiakan
Narasumber pertama adalah Agus Sholehul Huda, seorang peternak berprestasi yang menjalankan kemitraan usaha dan penyedia ternak untuk ekspor. Agus membahas tentang penataan hulu-hilir budidaya Domba dan Kambing.
Dalam paparannya, Agus membuka dengan menceritakan awal mula mengapa ekspor domba dilakukan, yaitu harga domba di tingkat peternak yang sangat murah dan menyebabkan peternak enggan untuk melanjutkan beternak. Sehingga kerjasama dengan eksportir dilakukan untuk menyelamatkan peternak, meskipun banyak yang kontra dengan tindakannya.
Menurutnya, kunci utama penataan budidaya domba adalah pada pembiakan, baru kemudian selanjutnya fattening dan pakan. Kebanyakan orang tertarik pada bisnis fattening/penggemukan karena lebih cepat untung. Selama ini bibit didapatkan dari pasar yang mana sumbernya hanya dari rumah tangga usaha yang memanfaatkan ternak sebagai tabungan. Maka dari itu, pembiakan perlu ditata dengan baik, karena omong kosong kalau berbicara ekspor tetapi tidak menata pembiakan.
Dia mencontohkan, salah satu cara yang telah dilakukannya adalah dengan mengkolaborasikan para peternak yang memelihara pada setiap fase ternak agar perputaran uang tidak terlalu lama. Perputaran uang dapat dilakukan setiap 3-4 bulan, yaitu dengan membagi fase kawin sampai bunting, bunting sampai sapih, dan dua fase pembesaran.
Menurutnya, dengan memperbaiki tata kelola maka pasar ekspor masih sangat bisa digarap. “Yang harus kita perhatikan bahwa, ekspor ini masih mungkin, tetapi domestik harus kita jaga juga. Kita bikin 4 pilar ini bergerak, dari perbankan, dari peternak, dari BUMN kemudian dari Pemerintahan” paparnya.
Peran BUMN dalam Kemitraan
Paparan selanjutnya adalah dari BUMN yang disampaikan oleh Harry Warganegara, direktur utama PT Berdikari (Persero). Harry membahas tentang peran Berdikari sebagai mitra usaha peternak domba.
Sebagai pembuka, Harry membahas tentang kondisi populasi domba dan kambing di Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan potensi pasar (dalam negeri dan luar negeri) dan peluang usaha ternak domba dan kambing.
Selanjutnya, Harry membahas tentang peran Berdikari sebagai BUMN yang bergerak dalam bidang peternakan. Program yang akan dilaksanakan adalah dengan mendorong korporatisasi peternak domba dan kambing melalui model kemitraan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peternak menjadi lebih baik.
Berdikari tidak berdiri sebagai pesaing bagi peternak yang sudah ada, tetapi sebagai pendorong peternak. “Kami menempatkan diri bukan sebagai saingan daripada para peternak apalagi peternak yang tergolong UKM. Justru kami mau berada side by side dari mereka” paparnya.
Pemerintah Mendukung dengan Mengeluarkan Berbagai Pembiayaan
Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor yang selanjutnya disebut KURBE adalah Pembiayaan yang diberikan oleh LPEI kepada Badan Usaha, termasuk perorangan, yang mempunyai Usaha Berorientasi Ekspor.
Pernyataan tersebut merupakan cuplikan materi dari Fini Murfiani, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian. Menurutnya, skema pembiayaan UMKM bisa dibagi menjadi 5 kelompok, mulai dari pembiayaan CSR bagi yang tidak bankable, dan bagi yang bankable bisa dibagi lagi menjadi 4 tingkatan sesuai skala usaha dan dapat menggunakan berbagai produk pinjaman. Produk pinjaman yang bisa digunakan meliputi KUR, KURBE, Kemitraan BUMN, LPDB, Fintech maupun kemitraan usaha peternakan.
KURBE sendiri merupakan salah satu produk dari Indonesia Eximbank yang memang fokus sebagai lembaga pembiayaan ekspor. KURBE memiliki batas maksimal pembiayaan yang cukup besar sehingga bisa dimanfaatkan bagi yang berorientasi ekspor. Produk produk lain juga bisa dimanfaatkan oleh peternak sesuai dengan kapasitasnya.
Perbankan Mendukung Permodalan Peternak
Narasumber dari BRI dan BNI kompak dengan menyampaikan dukungan perbankan melalui program pembiayaan untuk peternak.
Kepala Program Bisnis Usaha Kecil Bank BNI, Chandra Bagus Sulistyo membahas tentang KUR Ternak. Sebagai bagian dari BUMN, BNI memiliki program Membangun Negeri melalui Program Pemerintah dalam upaya pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dian Kesuma Wardhana dari Bank BRI KC Mojokerto menyampaikan bahwa pembiayaan dari perbankan merupakan alternatif peternak untuk melakukan pengembangan usaha. Hal ini karena Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit modal kerja dan atau investasi kepada debitur di bidang usaha produktif dan layak.
Tindak Lanjut dari ISPI Talk #1
Pada akhir acara, panitia ISPI Talk #1 menyampaikan bahwa akan diadakan agenda kegiatan lanjutan sebagai follow up dalam bentuk Bussiness Meeting. Kegiatan ini merupakan pendalaman materi dan pendampingan kepada peternak mulai dari proses awal yang perlu dipersiapkan dalam budidaya hingga sampai pada proses perijinan dan proses ekspor, permodalan dan metode transaksinya, sekaligus akan diundang potensial buyer dari luar negeri untuk memberikan materi tentang kriteria domba dan kambing yang dibutuhkan.
Tindak lanjut ini rencananya akan dilaksanakan bersama peserta yang memang berminat dan memiliki orientasi untuk ekspor, sehingga peternak dapat saling berkolaborasi untuk melakukan usaha usaha mencapai pada skala ekspor. Perlu dicatat, business meeting akan dilakukan secara terbatas.