ISPI TINGKATKAN PENGETAHUAN PETERNAK SAPI BRAHMAN CROSS

ISPI Tingkatkan Pengetahuan Peternak

Dalam Manajemen Pemeliharaan Sapi Brahman Cross

Lebih dari 200 orang peternak sapi potong menjadi peserta Training for Trainer atau Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang manajemen pemeliharaan sapi Brahman Cross yang dilaksanakan oleh Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) bekerjasama dengan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong (Gapuspindo) di 5 Provinsi. ISPI menghadirkan  narasumber yang ahli dibidangnya dan dengan metode partisipatif pada akhir pelatihan terjadi perubahan tingkat kognitif yang cukup baik pada peserta

Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) bekerjasama dengan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong (Gapuspindo) melalui program Perbaikan Sapi Betina Produktif (Improvement Program For Productive Female Cattle atau IP2FC) di 5 Provinsi telah melaksanakan Training for Farmer atau Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk peternak yang menerima bantuan sapi indukan Brahman Cross dari Kementerian Pertanian tahun 2018. Pelatihan yang dimulai pada tanggal 27 Januari hingga 13 Februari 2020 ini telah dilaksanakan di Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.  Bimtek ini merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Program IP2FC setelah dilakukan pendataan awal (Rapid Appraisal) di 88 kelompok dan 6 UPTD pada bulan November-Desember 2020 dan Training for Trainer (TOT) bagi seluruh Program Manager Unit (PMU) dan Satuan Tugas (Satgas) Kabupaten/Kota di Yogyakarta pada tanggal 15-17 Januari 2020.

Pelaksanaan Training For Farmer (Bimbingan Teknis)

Pelatihan peternak atau bimbingan teknis (Bimtek) yang dihadiri oleh 213 orang peserta  dari 79 kelompok dan 6 UPTD ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peternak penerima bantuan sapi betina produktif Brahman Cross tahun 2018 dengan materi yang disampaikan oleh narasumber yang ahli dibidangnya seperti penanganan (handling) sapi Brahman Cross, reproduksi ternak, cara mendeteksi sapi birahi, cara menilai kondisi badan sapi (Body Condition Score/BCS), pengolahan pakan seperti silase, pakan konsentrat, dedak aromatik, probiotik, fermentasi jerami.  Penanggung Jawab pelaksanaan Bimtek ini adalah Program Manager Unit (PMU) dan Satgas di masing-masing Provinsi. 

Bimtek diawali oleh PMU Jawa Timur yang dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 Januari 2020 di Balai Besar Pelatihan Peternakan Kota Batu, Malang dengan jumlah peserta sebanyak 29 orang, dilanjutkan oleh PMU Aceh yang melaksanakan Bimtek pada tanggal 6 – 8 Februari 2020 bertempat di SMK Gandapura, Bireun Aceh dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang. Tim PMU Sumatera Barat menyelenggarakan Bimtek pada tanggal 5 – 7 Februari 2020 di Balai Pelatihan Peternakan dan Kesehatan Hewan, UPTD BPTSD Payakumbuh dengan jumlah peserta sebanyak 56 orang. Bimtek di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan pada tanggal 4 – 5 Februari 2020 bertempat di Balai Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan, Cikole Lembang dengan jumlah peserta sebanyak 56 orang.

Berbeda dengan 4 Provinsi terdahulu, maka Tim PMU Provinsi Jawa Tengah melaksanakan kegiatan pelatihan petani di Kabupaten masing-masing dan praktek langsung di lokasi peternak focus farm IP2FC yaitu di Kabupaten Pati pada tanggal 5 – 6 Februari 2020 bertempat di Aula Dinas Pertanian, Kab. Pati, dan praktek di Kelompok Usaha Tani VI dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan di Kabupaten Semarang pada tanggal 10 – 11 Februari 2020 di Aula Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan, Kab. Semarang dengan praktek di kelompok Ngudi Makmur dengan jumlah peserta sebanyak 26 orang dan Banjarnegara pada tanggal 12 – 13 Februari 2020 di Balai Desa Kalipelus, Kec. Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara dengan jumlah peserta sebanyak 26 orang.

Metode Bimbingan Teknis

Metode belajar mengajar yang digunakan dalam Bimtek IP2FC adalah teori dan praktek (40% : 60%).  Teori dilaksanakan di ruangan melalui pemaparan materi dan diskusi di ruang kelas oleh narasumber dan praktek dilakukan di lapangan, baik di lokasi focus farms atau di lokasi kelompok percontohan.  Selain itu dengan menghadirkan narasumber yang dapat berkomunikasi dengan bahasa dan budaya peternak serta dilaksanakan dengan metode sersan (serius tapi santai) yang dapat mematahkan sekat-sekat hambatan komunikasi dengan peternak dengan pendekatan partisipatif, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak peserta pelatihan. 

Praktek langsung membuat pakan sederhana berbasis sumberdaya lokal namun berkualitas baik, mengecek kandang, peragaan IB, membuat pencatatan, penandaan birahi, melihat BCS, dll serta oleh-oleh dari Bimtek yang dibawa oleh peternak (bibit hijauan pakan dan hasil praktek pembuatan pakan) diharapkan mampu meninggalkan pemahaman mendalam di pikiran peternak dan mereka dapat mempraktekkannya di lokasi masing-masing. 

Hasil Bimbingan Teknis

Pada pelaksanaan Bimtek di Jawa Barat, dilakukan pre-test dan post-test kepada seluruh peserta, dan didapatkan hasil bahwa ada perubahan tingkat kognitif yang cukup baik dari peserta pelatihan sebelum dan setelah pelatihan.  Sebelum pelatihan dari 10 pertanyaan yang diberikan didapatkan nilai rata-rata 60,36 sedangkan setelah pelatihan nilainya meningkat menjadi 86,61.  Sedangkan di Provinsi lain peningkatan hasil Bimtek dilakukan secara informal dengan menanyakan kepada peternak apakah mereka sudah lebih paham dan mengerti materi yang disampaikan, pada umumnya sebagian besar peternak mengatakan sudah mengerti dan menyatakan semakin termotivasi untuk tetap mempertahankan sapi Brahman Cross yang ada dan akan memelihara dengan lebih baik karena sudah mengerti bagaimana manajemen pemeliharaan yang baik.  Banyak peternak yang awalnya putus asa melihat kondisi sapi karena tidak kunjung bunting dan menjadi beban mereka sehingga keinginan untuk menjual sangat tinggi, setelah mengikuti Bimtek menyatakan akan mulai memperhatikan masalah pakan, air, kandang dan manajemen yang lebih baik sehingga induk bisa berproduksi sebagaimana yang diharapkan.

Beberapa masukan ditujukan kepada Dinas Peternakan Provinsi dan Kabupaten Kota, terutama kaitannya dengan kurangnya pendampingan dari petugas, mereka rindu didampingi dan diberikan pengetahuan dan ketrampilan sebagaimana yang Program IP2FC ini berikan.  Kepada Dinas disampaikan bahwa peternak sangat berharap agar sapi induk yang gagal bunting lebih dari 3 kali dapat diberikan solusi oleh Dinas sehingga tidak menjadi beban peternak.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mengapresiasi langkah ISPI dan sebagai tindak lanjut Bimtek telah mengundang Manajemen IP2FC hadir dan sharing pada Rakor yang diadakan di Surabaya pada tanggal 18 Februari 2020 dengan mengundang seluruh Kabupaten/Kota lokasi Brahman Cross 2018.  Pada kesempatan tersebut dihasilkan kesepakatan bahwa Kepala Dinas Kabupaten/Kota bersama IP2FC akan melakukan pendampingan lanjutan.

Hasil Bimtek yang telah dilaksanakan di masing-masing lokasi PMU diaplikasikan di kelompok focus farms segera setelah peternak kembali ke lokasi masing-masing, terutama setelah bantuan agroinput dari IP2FC turun, maka seluruh kelompok focus farm akan mulai melakukan perbaikan-perbaikan kondisi BCS sapinya dan perbaikan sarana prasarana pendukung yang ada untuk mencapai tujuan Program IP2FC, yaitu menurunkan tingkat kematian induk dibawah 5% dan meningkatkan BCS induk sampai menjadi 3 atau 3,5 sehingga induk menjadi sehat, siap di kawinkan dan bisa bunting.  Bantuan ini diberikan sesuai dengan usulan kelompok yang dirumuskan oleh Satgas dan PMU.

Semoga pengabdian anggota ISPI pada masyarakat peternak dapat berkontribusi pada peningkatan usaha pengembangan sapi potong di dalam negeri.  Salam ISPI. SEKJEN PB ISPI