Ayam buras menjadi trend baru terhadap industri perunggasan di Indonesia. Kebutuhan konsumsi protein hewani yang setiap tahun mengalami peningkatan membuat industri perunggasan harus terus menerus berkembang.
Menanggapi hal tersebut Pengurus Besar Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) bersama dengan beberapa institusi pendidikan dan perusahaan berupaya untuk mengampanyekan semangat wirausaha ayam buras di Indonesia dalam sebuah webinar yang bertajuk “Kewirausahaan Ayam Buras”. Kegiatan webinar dilaksanakan secara daring pada hari Sabtu (15/01/2022) melalui platform ZOOM.
Ir. R. Edhy Mirwandhono, M.Si., MP. selaku ketua ISPI Sumatera Utara membuka webinar dengan memberikan sambutan. Acara kemudian dilanjut oleh Ir. Joko Susilo, S.Pt., IPM. selaku Sekjend PB ISPI sekaligus pemateri pertama dalam kegiatan webinar.
Joko menyampaikan bahwa usaha ayam kampung/buras yang harus dikuasai terlebih dahulu adalah sektor persediaan bibit. Ia manambahkan bahwa produksi bibit yang kontinyu dapat menyeimbangkan produksi terhadap permintaan kebutuhan ayam buras. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa budidaya ayam kampung juga harus bisa memastikan rantai pasoknya dalam keadaan lancar, khususnya sudah tersedia pangsa pasar.
“Budidaya ayam kampung/buras selalu mengalami peningkatan, yang terpenting adalah kita bisa menguasai bagian bibit agar tetap kontinyu untuk mencukupi kebutuhan pasar. Selain itu, yang terpenting dalam budidaya ayam kampung/buras adalah ketersediaan pangsa pasar agar usaha tidak mengalami kerugian” ujarnya.
Sudarno, D.V.M., M.Sc., Ph.D. selaku Commercial Lead PT Cargill Indonesia menambahkan mengenai aspek karakteristik ayam kampung/buras yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Ia menjelaskan bahwa ayam kampung memiliki kelebihan berupa lebih tahan terhadap lingkungan serta memiliki sistem imunitas lebih baik dibandingkan ayam komersil. Ia juga menambahkan mengenai aspek nutrisi yang dibutuhkan oleh ayam buras sehingga produksinya dapat lebih optimal. Menurutnya, pakan yang nutrisinya tidak tepat dapat berpengaruh terhadap daging yang dihasilkan. Selain itu, menurutnya pakan yang diformulasikan dengan tepat akan dapat mengefisiensikan produksi ayam kampung/buras.
“Karakteristik ayam kampung/buras lebih tahan terhadap perubahan cuaca, selain itu ayam kampung juga memiliki karakteristik sistem imunitas yang lebih baik dibandingkan ayam komersil. Di samping itu, aspek nutrisi pakan juga perlu diperhatikan, nutrisi yang tidak tepat akan berdampak pada daging yang dihasilkan oleh ayam kampung. Terlebih jika aspek nutrisi di dalam pakan sudah tepat, maka produksi akan lebih efisien” ujarnya.
Chairul Tamsil Silalahi, S.Pt. selaku District Assistant Manager Medion memberikan materi mengenai aspek kesehatan ayam kampung/buras, terutama mengenai persoalan vaksinasi. Ia menyampaikan bahwa aspek vaksinasi berpengaruh terhadap sustainabilitas imun dalam menjaga kondisi tubuh agar tidak mudah terserang penyakit sehingga mengakibatkan kematian. Ia juga menambahkan mengenai aspek penting yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan vaksinasi, yaitu melalui prinsip 4M (Materi, Metode, Manusia, dan Mileu). Ia menegaskan bahwa apabila prinsip 4M dapat terlaksana dengan baik, maka dapat dipastikan proses vaksinasi akan berdampak positif terhadap sistem imunitas ayam buras.
“Salah satu aspek penting dalam produksi ayam kampung adalah dalam aspek kesehatan. Aspek kesehatan yang perlu diperhatikan adalah dalam hal vaksin dan vaksinasi. Vaksinasi dapat berpengaruh terhadap sustainabilitas imun agar ayam tidak mudah terserang penyakit. Dalam menjalankan vaksinasi, diperlukan prinsip 4M, yaitu Materi, Metode, Manusia, dan Mileu yang harus dijalankan dengan prinsip yang baik. Apabila peternak mampu menjalankan prinsip 4M dengan baik, bisa dipastikan proses vaksinasi dapat berjalan sesuai prosedur dan berdampak positif terhadap produktivitas ayam kampung/buras” ujarnya.
Andika Putra, Sp.Pt., M.Pt., selaku Ketua Prodi Peternakan Panca Budi menambahkan dalam hal produksi ayam buras khususnya di Sumatera Utara. Ia beranggapan bahwa adanya ayam buras memiliki peluang distribusi dan penyerapan yang baik di Sumatera Utara. Ia juga menambahkan bahwa adanya bahan baku pakan yang melimpah dapat digunakan sebagai sumber bahan baku ransum ayam buras. Ia beranggapan bahwa dengan potensi limbah industri pangan dapat dimanfaatkan oleh peternak untuk dijadikan sebagai bahan baku pakan, akan tetapi ia juga menegaskan bahwa bahan baku pakan tersebut harus terlebih dahulu diseleksi untuk mengatahui kandungan yang berada di dalamnya.
“Ayam buras terutama di Sumatera Utara memiliki potensi yang bagus, terutama di sektor penyerapan pasar dan bahan baku pakan melimpah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku ransum pakan ayam kampung” ujarnya.
Sumber: https://www.poultryindonesia.com/upaya-mendorong-usaha-peternakan-ayam-buras-di-indonesia/