ISPI Gelar Seminar Industri Persusuan
Saat ini terjadi penurunan produktivitas yang signifikan terhadap rasio antara kemampuan produksi SSDN (susu segar dalam negeri) dengan impor. Sebelum krisis ekonomi, kemampuan produksi SSDN hampir mendekati 60%, sedangkan saat ini hanya sekitar 18%. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PB ISPI, Ir. Didiek Purwanto dalam sambutannya pada seminar yang bertemakan “Mimpi Besar Membangun Kemandirian Industri Persusuan Indonesia,” di Ruang Crystal 5, Grand City Convex, Rabu (3/7).
Seminar yang dilaksanakan berbarengan dengan gelaran Indo Livestock Series 2019 Expo & Forum, 3-5 Juli ini, mangangkat tema yang memang sedang hangat diperbincangkan di kalangan peternak. Menurutnya, sesungguhnya produksi dalam negeri yang menurun tersebut dapat tidak terjadi jika pemerintah dan semua pihak bersama-sama memiliki keberpihakan terhadap pembangunan peternakan sapi perah rakyat.
“Bisa saja pemerintah mengeluarkan kebijakan yang diperlukan atas kebutuhan bagi pengembangan sapi perah rakyat dengan dukungan kebijakan pemerintah dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) atau Peraturan Presiden (Perpres) yang berpihak pada peternak rakyat. Selain itu juga harus didukung dengan dukungan dana dari perbankan. ISPI tentunya akan selalu berusaha bersinergi dengan semua pihak agar terus berkontribusi dalam pembangunan peternakan termasuk sapi perah di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu narasumber seminar, Ir. Musdhalifah Machmud, MT dalam paparannya menyebutkan bahwa pertumbuhan konsumsi susu nasional sebsar 5%, ini tidak sejalan dengan peningkatan produksi susu segar dalam negeri yang hanya sebesar 2 %. “Banyak hal yang menyebabkan ini terjadi, salah satunya karena selain kepemilikan sapi perah yang sedikit, produktivitasnya juga rendah. Selain itu, harga susu di beberapa daerah sentra juga berbeda-beda,” ungkap perempuan yang menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Nasumber lain, Sulistiyono dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) berpendapat, beberapa strategi untuk bisa meningkatkan produksi susu dalam negeri bisa dilakukan dengan menambah populasi sapi perah impor serta peningkatan produktivitas susu dari yang 10 liter per hari menjadi 15 liter per hari. “Saya percaya strategi ini bisa dilakukan asalkan semua pihak bisa mendukung, sehingga cita-cita mampu produksi susu mencapai 50% bisa tercapai,” jelasnya. Farid Dimyati (Wartawan Majalah Poultry Indonesia)
# tulisan ini pernah dimuat di Show Daily Indo Livestock edisi Kamis, 4 Juli 2019 IT & Media ISPI