Bagi rekan² pensiunan pusat, mungkin nama Ir. Mohammad Tobry tidak banyak dikenal. Tapi bagi rekan istrinya Drh. Nur Khasanah MSc orang pusat yang pernah bekerja di Direktorat Produksi nama Ir. Moh.Tobry sudah tak asing lagi apalagi bagi lulusan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang bekerja di Direktorat Jendral Peternakan yang dedengkotnya Ir. Amie Rachmiati Juddawi, Ir. Moh. Yasin dan Ir. Anas Nasution yang suaminya Bu Amie.
Almarhum Tobry , adalah alumni Universitas Brawijaya lulus dari Fak. Peternakan nya pada tahun 1985. Dilahirkan di kota Sampang Madura pada 29 November 1955. Berarti dengan saya tergolong tretan dhibik karena saya kelahiran Pamekasan 7 tahun sebelumnya._
Sebagai putra Madura, sebagai mana orang Madura lainnya maka sesudah lulus, almarhum langsung berangkat mengadu nasib ke provinsi nun jauh di pulau Sumatera Jambi, tepatnya di Kabupaten Sarko, Saralangun Bangko Jambi di Dinas Peternakannya. Ditekuninya tugas sebagai Kepala Seksi Penyuluhan mulai tahun 1985 tak lama setelah lulus dari UNIBRAW. Jasa baik Ir. Soepodo Budiman mantan “lurah” provinsi Jambi yang pernah lama menjabat sebagai Kakanwil Pertanian Jambi adalah orang yg dianggap sebagai orang tua asuh bagi teman² perantau termasuk Tobry , menyebabkan dia merasa betah di Jambii.
Tahun 1986 Tobry dipindah jadi Kasie Program selama 2 tahun sebelum dipromosikan jadi Kepala Dinas Kabupaten Tanjung Jabung di tahun 1988. Tanjung Jabung merupakan kabupaten pemekaran di provinsi Jambi. Berputar terus di Jambi di tahun 1994 Tobry di mutasikan lagi ke Kabupaten Kerinci suatu kabupaten yang kaya dengan hamparan kebun-kebun khususnya kebun teh kerinci yang hasil teh nya terkenal sebagai mata dagangan ekspor.
Puas berputar putar di Jambi, akhirnya Tobry ditarik ke Dinas Provinsi dan dipercaya pertama kali sebagai Kepala Subdinas Usaha Tani tahun 2000, setahun sesudah bergulirnya Otonomi daerah. Dua tahun mengampu jabatan ini maka almarhum di tahun 2002 dipindahkan pada posisi sebagai Kasubdin Sarana Prasarana dan Tehnologi Provinsi Jambi. Selanjutnya sebagai mantan Kepala Dinas Kabupaten maka provinsi Jambi memiliki Unit Pelaksana Tehnis Perbibitan Ternak yang pengelolaannya diserahkan kepada Moh. Tobry, selaku kepalanya. UPTD ini berperan penting sebagai kepanjangan tangan Direktorat Jenderal Peternakan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan prinsip² pembibitan didaerah. Jadi berkat jasa dan bantuan Tobry banyak kegiatan-kegiatan Ditjen PKH dapat terlaksana dengan baik dan lancar khususnya dalam aspek pembibitan dan produksi ternak.
Berputra dua orang anak yaitu yang pertama Moh. Syarif Mahdi yang sudah mandiri dan bekerja dan kedua seorang putri yaitu Inas Z Kamila yang sedang merampungkan studinya dan selalu didoakan oleh ibundanya Inung Nur Khasanah agar dapat selesai pada waktunya. Kita semua ikut juga mendoakannya. Aamiin.
Bagi Amie yang satu alumni yang pernah almarhum menginap dirumah Amie dan p Anas, pernah punya kenangan. Sewaktu jaman aktif kerja yang bersifat “Simatupang”, istilah siang malam tunggu panggilan , almarhum terheran heran dengan ritme kerja yang tak mengenal waktu. Sehingga pulang malam almarhum memberikan komentar “Kok gini kerja orang pusat itu ya, Apa saja yang dikerjakan”, begitu penuturan Amie sambil mengingatkan almarhum agar beristirahat kembali . Dia pria santun yang taat beribadah, cerminan orang Madura. Berbeda dengan stereotipe persepsi orang tentang orang Madura yang selalu digambarkan keras dan agak kasar serta lugas tutur bahasanya, maka Tobry sangat jauh dari karakter itu. Seperti kata M. Yasin teman alumninya yg mengatakan bahwa sejak dari mahasiswanya sama-sama aktif di HMI almarhum sudah dikenal sejak dulu sebagai pria santun dan ulet serta pendiam. Keuletan itu dia tunjukkan sesudah lulus bersedia melarikan diri ke provinsi yang belum banyak diminati lulusan yang baru kendatipun itu oleh putra daerah sendiri. Tapi bagi almarhum provinsi Jambi adalah ladang kehidupan, bak kata petatah petitih orang Sumatera Barat, ‘Disitu Langit dijunjung disitu pula bumi dipijak.’ Semua daerah itu sama dan memberi rezeki kalau kita berusaha
Bagi saya, almarhum saya kenal dan akrab, terutama sejak saya sering berkunjung ke Jambi karena tugas² perencanaan dan sesekali memberikan sosialisasi tentang prinsip² Deliveri yaitu tentang prinsip pemerintahan yang baik. Waktu itu pengertian 10 Prinsip Reinventing Government, karya Ted Gaebler masih menjadi master piece birokrat kita. Selalu p Tobry dan istrinya setia mengikutinya. Di sela² Rakonteknas Ditjen Peternakan yang rutin diadakan setiap tahun dia selalu menyempatkan diri untuk bertegur sapa dengan santunnya. Saya selalu menanyakan keadaan keluarganya terutama bu Inung wanita Muntilan yg dinikahinya. Drh. Inung Nur Khasanah terakhir menempuh pendidikan formalnya di Amerika Serikat dan memperollleh gelar MSc. Pak Tobry pun terus menjawab bahwa semua dalam keadaan baik² saja dan kapan ke Jambi lagi ?
Almarhum pensiun tanggal 1 Desember 2011. Beliau juga aktif di organisasi keilmuan ISPI sebagai pengurus daerah, HKTI dan ICMI Provinsi Jambi . Meninggal tanggal 20 Desember 2020, karena kelainan komposisi darah sehingga unsur Hb yg rendah menjadi penyebab berpulangnya almarhum dipanggil Illahi Rabbi. Kini Ir. Moh. Tobry bin Ahmad Siddik telah menutup mata untuk selama lamanya, jauh dari tempat kelahirannya Sampang Madura , meninggalkan istri tercinta dan putra putrinya, handai tolan dan kita semua teman serta sahabat-sahabatnya. Kita semua merasa kehilangan seorang sahabat yang sangat santun.
Selamat jalan sahabat mendahului kita menuju keabadian disisi Nya.
Innalilahi wa Inna ilaihi Raji’un
Depok, 23 Desember 2020
M. Chairul Arifin
Bapak Ir. Muhammad Tobry wafat pada tanggal 18 Desember 2020, pukul 20:30 di Jambi.
Ralat:
Mohammad Tobry Rahimahullah meninggal pada Hari Jum’at tanggal 18 Desember 2020 di Jambi
Mohon dapat diralat:
Almarhum meninggal hari Jum’at tanggal 18 Desember 2020, bukan tanggal 20 Desember 2020. Terima kasih.