ISPINews, Karawang. Penetrasi pasar ekspor yang dilakukan PT. Raja Neva Nisi – RJN, di masa pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2021, berhasil menembus pasar Bangladesh dengan ekspor produk olahan unggas sebanyak 18 ton hingga akhir tahun. Produk olahan unggas milik RJN tersebut menyasar pasar kelas menengah masyarakat Bangladesh dengan nilai USD 3,9 per kg.
Dirut PT. RJN, Ariefin, kepada ISPINews, usai pelepasan ekspor perdana nugget “Perfectio” di Karawang, Jawa Barat, Jumat, 27 Agustus 2021 mengatakan, pihaknya optimis dapat bersaing di Bangladesh, karena pasar produk olahan unggas masih terbuka lebar. “Untuk saat ini, hanya RJN dari Indonesia yang berhasil menembus pasar daging unggas olahan di Bangladesh,” katanya.
Hadir dalam acara pelepasan ekspor perdana RJN itu, diantaranya Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dan jajaran Ditjen Peternakan, Kementerian Pertanian.
RJN yang berdiri pada tahun 2009, mengolah daging unggas dari farm miliknya sendiri, sebesar 50 persen untuk jenis nugget. Selebihnya diolah menjadi sosis, spicy wing, fillet, karage dan lainnya. “Produk olahan kami, baru mencapai sekitar 15 persen dari kapasitas produksi farm kami. Maka dari itu, kami akan tetap berupaya untuk menggarap pasar ekspor ke negara-negara tetangga, setidaknya negara-negara ASEAN,” ujar Ariefin.
Lebih jauh dipaparkan Arifin, produk olahan unggas PT. RJN diproduksi dari bahan baku farm yang berada di wilayah Jawa Barat. Setiap harinya menghasilkan 5 ton unggas dari Rumah Potong Ayam sendiri yang berada di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. “Dari Gunung Sindur, daging unggas tersebut dikirim ke Karawang, untuk diolah menjadi delapan jenis produk unggas,” katanya.
“Kami optimis, ke depannya dapat menembus negara-negara tetangga untuk pasar daging olahan unggas. Karena kami menerapkan good farming practice di bawah pengawasan ketat dokter hewan dan SDM (sumber daya manusia) yang berpengalaman,” ujar Ariefin.
mau jadi member apa bisa
apa bisa daftar