Jakarta, ISPINews. Di tengah tingginya kebutuhan nutrisi protein daging untuk meningkatkan immunitas melawan pandemic Covid-19, industri perunggasan nasional menghadapi kenaikan harga pakan dan bibit ayam broiler- day old chicken (DOC).
Data Kementerian Perdagangan RI, menunjukkan, final stock broiler di minggu ketiga bulan Juli 2021 turun 20 % dibandingkan bulan Juni 2021, atau berkisar Rp 5.225 per Kg. Sedangkan harga pakan ayam broiler minggu ketiga bulan Juli mengalami kenaikan di kisaran Rp 8.025 per kg.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, dalam penjelasannya pada webinar Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi- PATAKA, Kamis, 22 Juli 2021, mengatakan, kenaikan harga ayam broiler saat ini sudah berkisar 10,7 % di atas acuan harga pakan.
“Sementara itu, harga jual ayam hidup- live bird siap potong pun terus menurun. Hal ini ada kemungkinan para peternak menahan diri untuk budidaya karena harga bibitnya yang tinggi. Kalau dibilang tingkat konsumsi turun, seharusnya tidak ya, karena di saat pandemi seperti ini kita perlu protein,’ kata Oke.
Oleh karena itu, lanjut Oke, pemerintah saat ini berpikir agar Badan Usaha Milik Negara- BUMN dapat melakukan berbagai intervensi. Khususnya BUMN yang bergerak di sektor pangan, seperti PT Berdikari.
Menurut Oke, intervensi yang dapat dilakukan BUMN seperti operasi pasar bibit broiler dan menampung hasil panen dengan harga pasar yang kemudian bisa disimpan pada coolstrorage.
“Langkah-langkah yang seperti ini harusnya dapat dilakukan di tengah masalah yang melilit peternak unggas. Hanya saja seperti kita ketahui, PT Berdikari masih memerlukan berbagai dukungan dari sisi regulasi untuk dapat melakukan misinya. Oleh karena itu kami berhadap ada dukungan dan sinergi dari berbagai pihak untuk penugasan BUMN,” imbuh Oke Nurwan. (Ed)